26.2.16

Wisata Taman Nasional Lorentz

Destinasi Tempat Wisata Taman Nasional   : Taman Nasional Lorentz 

Lokasi Tempat Wisata       : Terletak di Distrik Sarwa Erma.

Kabupaten                      : Asmat

Provinsi                          : Papua


Gambaran Umum Tempat Wisata       
Nama Taman Nasional ini diambil dari seorang Penjelajah asal Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz, yang melewati daerah tersebut pada tahun 1909 yang merupakan ekspedisinya yang ke-10 di Taman Nasional ini. Kawasan ini ditunjuk sebagai Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 154/Kpts-II/1997, dengan luas kawasan 2.505.600 ha sekaligus memegang predikat sebagai salah satu taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 1999, komite warisan dunia UNESCO menetapkan kawasan ini sebagai salah satu Situs Warisan Dunia, dengan luas 2.350.000 ha. 

Keanekaragaman Hayati
Taman Nasional Lorentz memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, setidaknya taman ini dihuni oleh 630 jenis burung atau kurang lebih 70 % dari burung yang ada di Papua. Diantaranya 2 jenis kasuari, 4 megapoda, 31 jenis merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik seperti cendrawasih ekor panjang, dan puyuh salju. Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang, babi duri moncong pendek, 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

Potensi Tempat Wisata
Selain kekayaan alam yang dimilikinya, dapat ditemukan juga beberapa kekhasan dan keunikan di kawasan ini yaitu adanya gletser (bongkahan es yang besar) di Puncak Jaya dan sungai yang menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di Lembah Baliem. Kawasan ini juga merupakan tempat kediaman suku Nduga, Dani Barat, Amungme, Sempan dan Asmat. Diperkirakan kebudayaan masyarakat suku tersebut telah berumur 30.000 tahun. Suku Asmat terkenal dengan keterampilan pahatan patungnya. Menurut kepercayaannya, suku tersebut identik dengan hutan atau pohon. Batang pohon dilambangkan sebagai tubuh manusia, dahan-dahannya sebagai lengan, dan buahnya sebagai kepala manusia. Pohon dianggap sebagai tempat hidup para arwah nenek moyang mereka. Sistem masyarakat Asmat yang menghormati pohon, ternyata berlaku juga untuk sungai, gunung dan lain-lain. Sungguh sangat mengagumkan kearifan lokal yang dipunyai daerah ini. Kawasan ini benar-benar menambah satu lagi catatan warisan budaya Nusantara kita.

Wisata Taman Nasional Lorentz
foto oleh Peter Riccio dengan lisensi CC BY-NC-SA 2.0

Wisata Taman Nasional Lorentz
foto oleh Simon Pearson dengan lisensi CC BY-NC-SA 2.0